Sejarah Emas Kabupaten Banyumas


Sejarah Emas Kabupaten Banyumas-Sejarah selalu menarik untuk dibicarakan sebagai cerminan bagaimana perjalanan kehidupan diestafetkan. Kita yang hidup pada era sekarang tentu tidak terlepas dari bagaimana para pendahulu kita membangun peradaban agar kehidupan selalu menuju yang lebih baik. Akan tetapi banyak sekali hal miris yang terjadi saat bicara soal sejarah sebab pengetahuan sejarah kerap menjadi alat untuk saling bertengkar dan menabung dendam.

Padahal seharusnya sejarah adalah media untuk melihat bagaiman para pendahulu kita berjuang dan membuat kita hidup pada masa seperti sekarang ini. Dalam perjalanan manusia tentu banyak terjadi gesekan yang tentunya wajar sebagai bagian yang sah dari metabolisme kehidupan. Sejarah hendaknya dipelajari agar generasi sekarang dapat mengambil apa-apa yang dapat bermanfaat dari informasi kisah masa lampau yang relevan untuk dilaksanakan hari-hari ini dan mendatang.

Nusantara memiliki tumpukan sejarah yang sangat berlapis-lapis, dari era kerajaan-kerajaan hingga kemudian dipersatukan dan melahirkan bayi baru bernama Indonesia. Setiap kota memiliki cerita menarik yang layak untuk dikuak dan diketahui khalayak umum agar kita mengerti asal usul kita dan tidak buta sejarah sendiri. Banyumas merupakan sebuah kabupaten kecil di tengah pulau Jawa yang cukup berpengaruh pada masanya. Maka kami ulas sejarah emas Kabupaten Banyumas.

Kabupaten Banyumas memilik cerita sejarah yang sangat unik sekaligus mengandung duka derita yang cukup dalam. Sejarah tentu meliputi banyak hal, baik mengenai tahta, tata kelola pemerintahan, masyarakat, kuliner, peperangan, adat, budaya, ilmu pengetahuan, literature, dan lain sebagainya. Kekayaan-kekayaan tersebut kerap terabaikan karena ketidaktahuan kita pada sejarah. Nah, apa yang menarik dari Banyumas tentu dapat Anda temukan di bawah ini:

Dr. Angka dan Dr. Gumbreg


Sejarah emas Kabupaten Banyumas yang termasuk penting dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia adalah adanya dua tokoh tersebut. Mereka berdua adalah pejuang perang yang bertugas menjadi dokter, mereka bertugas sebagai sosok yang membantu dan mengobati prajurit yang terluka. Budi Utomo sebagai organisasi anak muda pertama di Indonesia yang banyak menginisiasi gerakan sangat terkenal dengan trionya, sedikit yang tahu jika mereka adalah orang keempatnya.

Nama Dr. Angka diabadikan menjadi nama jalan penting di Kabupaten Banyumas, Umumnya kita tidak mengerti bahwa nama Angka adalah singkatan dari Anggoro Kasih. Dalam khasanah kebudayaan Jawa Anggoro Kasih nama lain dari Hari Selasa Kliwon yang memiliki makna hari penuh kasih sayang. Sementara Dr. Gumbreg kerap salah sebut menjadi Dr. Gumberg seolah beliau nama yang mengandung unsur barat.

Dr. Gumbreg merupakan nama yang diambil dari nama rasi bintang Jawa. Keduanya merupakan lulusan Stovia dan turut andil besar dalam organisasi Budi Utomo. Hal unik lainnya adalah mereka berdua menolak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan karena mereka menganggap sebagai dokter mengobati adalah tugasnya. Menurut mereka hal itu bukanlah istimewa, sejarah emas Kabupaten Banyumas yang satu ini jarang diketahui orang dan sekarang Anda mengetahuinya.

Adipati Mrapat


Bupati Banyumas pertama memberikan pelajaran yang sangat berharga soal kepemimpinan. Dalam kisah raja-raja maupun pimpinan negara-negara besar pada umumnya mereka memiliki ambisi sangat besar untuk ekspansi guna memperlebar wilayahnya agar semakin banyak memiliki rakyat. Jika rakyat semakin banyak maka pajak juga akan meningkat. Namun berbeda dengan yang dilakukan Bupati Banyumas pertama.

Pesan yang sangat menohok adalah ketika Bupati Banyumas yang memiliki nama Djoko Kaiman justru membagi wilayahnya menjadi empat ketika mendapat mandat dari Kerajaan Pajang untuk mengelola wilayahnya. Ia membagi dengan tiga saudaranya, oleh sebab itu ia bergelar Adipati Mrapat. Sejarah emas Kabupaten Banyumas penuh dengan pesan moral yang sangat berkesan yang masih relevan untuk dilakukan saat ini sebagai symbol kerendahhatian.

Pohon Tembaga


Pohon Tembaga adalah pohon yang sagat unik yang menjadi tonggak sejarah dalam babad Kabupaten Banyumas. Pohon tembaga tidak memiliki bunga dan tidak memiliki tunas tumbuh seperti pisang sehingga ia tidak dapat ditanam dan diperbanyak. Pohon Tembaga sebagai pohon yang hanya terdapat di Banyumas tidak dapat pula di kultur jaringannya. Berbagai penelitian sudah dilakukan dalam upaya memperbanyak pohon tersebut masih menemui jalan buntu sampai kini.

Demikian ulasan sejarah emas Kabupaten Banyumas yang tentunya unik dan informatif yang memberikan banyak pengetahuan dan sisi pandang baru tentang Banyumas tentunya.