Konsep dan Teori Belajar Mengajar
Konsep Teori Belajar-Mengajar | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - Pada kesempatan kali ini, kami kembali mengulas Konsep Belajar Mengajar dan pembelajaran yang dilengkapi dengan contohnya. Kedua konsep ini sudah tidak asing lagi bagi siapa saja yang membacanya. Guru, dosen, mahasiswa, peneliti, masyarakat umum, dan berbagai profesi lainnya tidak dapat dipisahkan dari konsep belajar mengajar.

Jika dimaknai dari sudut pandang kehidupan, selama melakukan aktivitas kehidupan, berarti manusia sedang melakukan apa yang disebut belajar. Artinya belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan terjadi sepanjang hayat. Sedangkan belajar merupakan manifestasi dari berbagai pengalaman hidup yang baik atau buruk yang dijadikan dasar dalam mengambil sikap untuk bertindak dan berperilaku ke arah yang lebih baik.

Muncul pertanyaan “mengapa belajar terjadi sepanjang hidup”. Sederhananya, tubuh manusia memiliki indera pendengaran, penglihatan, penciuman, sentuhan dan rasa. Selama ada indera tersebut, manusia terus belajar. Orang yang mengalami gangguan seperti cacat fisik, tunanetra bahkan tunarungu, mereka belajar dengan memanfaatkan kemampuan fungsional inderanya masing-masing. 

Lain halnya dengan pemaknaan konsep belajar dan belajar dalam konteks pendidikan. Banyak ahli yang telah menjelaskan definisi dari kedua konsep tersebut. Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan, setiap orang tentunya juga memiliki ide atau kesimpulan khusus.

Apa Makna Konsep Belajar Mengajar?


Belajar dapat diartikan sebagai tindakan individu dengan tujuan untuk mendapatkan perubahan perilaku, baik yang dilakukan secara mandiri maupun terbimbing. Dimana perubahan perilaku dapat berupa bertambahnya pengetahuan, wawasan yang lebih luas, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak kompeten menjadi kompeten, dari tidak mahir menjadi mahir, dari tidak terampil menjadi terampil dan sebagainya. Inilah tujuan belajar seseorang.

Tuntutan perubahan perilaku dalam konsep pembelajaran berorientasi ke arah yang lebih baik. Tidak semua perubahan perilaku seseorang dikatakan belajar. Intinya belajar itu positif. Sehingga orang yang belajar diharapkan dapat mengubah perilaku yang relatif permanen dan positif. Berikut ini beberapa ciri sederhana yang dapat Anda ketahui:

  • Perubahan perilaku yang positif atau sesuatu yang melibatkan hal-hal yang baik.
  • Itu cenderung dilakukan dengan cara yang dipandu atau sistemnya dirancang khusus
  • Belajar dalam keadaan sadar
  • Tingkah laku yang ditunjukkan adalah contoh bagi orang lain.

Kemudian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dirancang oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran, interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik, sesama peserta didik dan peserta didik dengan sumber belajar yang telah disediakan. Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku peserta didik yang diharapkan memiliki kompetensi tertentu baik dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Jadi belajar dan belajar sama-sama memiliki tujuan untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik. Bedanya belajar itu, perubahan tingkah laku secara khusus (berbicara sesuai kebutuhan tujuan internal siswa). Namun pembelajaran yang lebih luas (diharapkan sesuai dengan kebutuhan tujuan pendidikan nasional) adalah membantu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Komponen pembelajaran terdiri dari siswa dan tujuan pembelajaran. Sedangkan komponen pembelajaran terdiri dari pendidik, peserta didik, tujuan pembelajaran, bahan ajar, kegiatan pembelajaran, pendekatan dan metode, media dan sumber belajar serta evaluasi pembelajaran. Seseorang yang belajar belum tentu melakukan kegiatan belajar. Sebaliknya seseorang yang melakukan kegiatan belajar pasti akan belajar.

Lalu Apa Saja Contoh Konsep Belajar Mengajar Dan Pembelajaran?


Contoh Konsep Belajar Mengajar Dan Pembelajaran


Konsep Belajar Mengajar


  • Kiano belum pandai membaca, setelah dibimbing ibunya selama sebulan, Kiano pandai membaca. Kesimpulan: anak sudah pandai membaca setelah dibimbing oleh ibunya.
  • Mimin belum bisa menulis namanya sendiri, namun sering berlatih menulis agar bisa menulis namanya sendiri tanpa harus ditulis oleh orang tuanya. Kesimpulan: anak-anak pandai menulis setelah latihan mandiri.
  • Seorang anak yang baru masuk sekolah dasar dan belum pandai menulis, setelah melalui proses belajar di kelas, tiga bulan kemudian ia bisa menulis dengan rapi. Kesimpulan: anak pandai menulis setelah mengikuti pelajaran atau bimbingan guru.
  • Boni adalah siswa kelas 2 SD yang belum lancar membaca, namun sering melihat dan mendengarkan teman-temannya membaca buku di perpustakaan. Beberapa minggu kemudian Boni diuji membaca oleh guru, ternyata Boni sudah mahir atau tidak lagi kesulitan membaca. Jadi Boni belajar hanya dengan sering melihat dan mendengarkan. Kesimpulan: anak sudah mahir membaca setelah latihan mandiri.
  • Aisyah tidak terampil mewarnai, setelah dibimbing guru berkali-kali, Aisyah menjadi terampil mewarnai. Kesimpulan: anak terampil mewarnai setelah dibimbing oleh guru.
  • Didik belajar piano dengan lagu "Dua Mata Saya", setelah beberapa kali pertemuan latihan, Didik bisa bermain piano dengan lagu tersebut. Kesimpulan: anak dapat bermain piano setelah dibimbing oleh guru seni.
  • Rara bisa menghitung penjumlahan dua angka setelah melakukan latihan berkali-kali. Kesimpulan: anak dapat berhitung setelah latihan mandiri.
  • Denty baru masuk SD, dia suka malu-malu bergaul dengan teman-teman sekelasnya, tapi setelah beberapa minggu, dia mulai berani mendekati teman-temannya untuk mengobrol. Kesimpulan: anak dapat bergaul setelah dilatih mentalnya oleh lingkungan sekolah dan kelas.
  • Marsa tidak pandai mengayuh sepeda, setelah berhari-hari berlatih ia pandai mengayuh sepeda dengan begitu lancar tanpa ragu-ragu. Kesimpulan: anak pintar karena latihan mandiri.
  • Ketika mereka sedang berkumpul dan berdiskusi bersama, tiba-tiba salah satu anak menutup mulutnya dengan jari telunjuknya, mengisyaratkan untuk tidak berbicara atau tidak berbicara. Kesimpulannya: belajar memahami isyarat di sekitar.
  • Anak-anak di sekolah berhenti bermain ketika mereka mendengar bel berbunyi, menandakan berakhirnya jam istirahat dan memasuki kelas. Kesimpulan: belajar memahami isyarat di sekitarnya.


Konsep Pembelajaran


  • Pak Arya mengajarkan tema drama kepada siswa kelas IV B dengan metode role playing
  • Bu Anom membawa murid-muridnya ke perkebunan dekat sekolah untuk belajar menanam jagung secara langsung.
  • Siswa kelas VI SD diajak guru mengunjungi langsung tempat pembuatan tempe untuk mengetahui bahan dan cara membuat tempe.
  • Guru kelas 1B mengajarkan cara mencuci tangan yang benar menggunakan media visual dan siswa mendemonstrasikan cara mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.
  • Guru mengajak siswa kelas V SD ke kebun binatang untuk mengamati ciri-ciri hewan.

Guru mengajarkan topik jenis-jenis sayuran kepada siswa dengan cara membawa mereka langsung ke perkebunan sayuran di dekat sekolah agar mereka melihat jenis-jenis sayuran dan dapat mengamati secara langsung ciri-cirinya.

Beberapa Teori Belajar Mengajar Yang Bisa Kamu Ketahui


Beberapa Teori Belajar Mengajar Yang Bisa Kamu Ketahui

1. Teori Deskriptif Dan Teori Preskriptif


Menurut para ahli, Teori Belajar Mengajar yang pertama bersifat preskriptif dan deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah untuk menentukan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan deskriptif karena tujuan utama teori pembelajaran adalah untuk menjelaskan proses pembelajaran.

Teori belajar memperhatikan hubungan antar variabel yang menentukan hasil belajar. Sedangkan teori belajar memperhatikan bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain sehingga terjadi proses belajar. Teori pembelajaran deskriptif menempatkan kondisi dan metode pembelajaran seperti yang diberikan, dan memberikan hasil belajar sebagai variabel yang diamati. Atau, kondisi dan metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat.

Sedangkan teori belajar preskriptif, kondisi dan hasil belajar ditempatkan sebagai yang diberikan, dan metode yang optimal ditempatkan sebagai variabel yang diamati, atau metode pembelajaran sebagai variabel terikat. Teori belajar preskriptif berorientasi pada tujuan, sedangkan teori deskriptif bersifat bebas tujuan. 

Variabel yang diamati dalam pengembangan teori pembelajaran preskriptif adalah metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan teori pembelajaran deskriptif variabel yang diamati adalah hasil sebagai efek interaksi antara metode dan kondisi. Hasil belajar yang diamati dalam pengembangan teori preskriptif adalah hasil belajar yang diinginkan yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan dalam pengembangan teori deskriptif, yang diamati adalah hasil belajar yang sebenarnya, hasil belajar yang mungkin muncul.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa teori belajar preskriptif berisi seperangkat preskripsi dalam rangka mengoptimalkan hasil belajar yang diinginkan dalam kondisi tertentu, sedangkan teori belajar deskriptif berisi tentang gambaran hasil belajar yang timbul sebagai akibat penggunaan metode tertentu dalam kondisi tertentu.


2. Teori Behavioristik


Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara stimulus (stimulus) dan respon (respon). Dengan kata lain, belajar adalah suatu bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya berperilaku dengan cara-cara baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah mempelajari sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

Menurut teori ini, yang terpenting adalah input berupa stimulus dan output berupa respon. Menurut teori ini, apa yang terjadi antara stimulus dan respon dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang bisa diamati hanyalah stimulus dan respon. Oleh karena itu, apapun yang diberikan guru dan apa yang dihasilkan siswa, semuanya harus dapat diamati dan diukur. 

Teori ini mengutamakan pengukuran, karena pengukuran merupakan hal yang penting untuk melihat perubahan perilaku. Faktor lain yang juga dianggap penting adalah faktor penguatan. Penguatan adalah segala sesuatu yang dapat memperkuat munculnya respon. Jika penguatan ditambahkan, responsnya akan lebih kuat. Begitu juga jika penguatannya dikurangi maka responnya akan diperkuat.

Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena fisik, dan mengabaikan aspek mental. Dengan kata lain behaviorisme tidak mengenal kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Peristiwa belajar hanya melatih refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikendalikan oleh individu.

3. Teori Kognitif


Berbeda dengan teori behavioristik, teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Teori belajar kognitif ini mengatakan bahwa belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan belajarnya.

Teori belajar kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan dengan keseluruhan konteks situasi tersebut. Teori ini berpandangan bahwa belajar adalah proses internal yang meliputi memori, pemrosesan informasi, emosi, dan aspek psikologis lainnya. Belajar merupakan kegiatan yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Prinsip-prinsip umum teori Pembelajaran Kognitif antara lain:

  • Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
  • Disebut model persepsi
  • Tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya terhadap situasi yang berkaitan dengan tujuan belajarnya
  • Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai perilaku yang terlihat
  • Memisahkan atau membagi situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen kecil dan mempelajarinya secara terpisah, akan kehilangan makna.
  • Belajar adalah proses internal yang meliputi memori, retensi, pemrosesan informasi, emosi, dan aspek psikologis lainnya.
  • Belajar merupakan kegiatan yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
  • Dalam kegiatan pembelajaran keterlibatan siswa secara aktif sangat penting.
  • Materi pelajaran disusun dalam pola dari yang sederhana sampai yang kompleks.
  • Perbedaan individu siswa perlu diperhatikan, karena sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Demikian ulasan artikel tentang Konsep Dan Teori Belajar Mengajar. Semoga artikel ini sangat bermanfaat untuk anda semua.