Para Pengungsi di Cianjur Sempat Tidur Satu Tenda dengan 11 Jenazah yang Dimandikan Dengan Air Keruh
Tenda Pengungsian Warga Cianjur | Foto : Media Cirebon

Media Cirebon, Cianjur - Ada Sebuah kabar para pengungsi korban bencana tidur berdampingan dengan jenazah di dalam tenda. 

Kejadian ini yang terjadi di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur tinggal dalam satu tenda pengungsian dengan belasan jenazah.

Kecamatan Cugenang memang daerah yang cukup parah terkena gempa bumi kemarin. Di wilayah itu juga banyak ditemukan korban yang meninggal akibat gempa Cianjur.

Di Desa Cibulakan, para pengungsi harus tidur dalam satu tenda dengan 11 jenazah.

Para pengungsi di RT 4, RW 2, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu terpaksa tidur bersama 11 jenazah korban gempa bumi di tenda pengungsian.

Pasalnya di lokasi mereka yang terisolir karena akses jalan yang tertutup tanah longsoran akibat gempa bumi, sehingga mobil ambulan pun tak bisa membawa jenazah korban ke rumah sakit.

Hj Rosidah, salah seorang pengungsi menceritakan insiden tersebut, ratusan rumah warga di desanya mengalami rusak yang cukup parah akibat guncangan gempa bumi.

Bahkan warga pun harus membangun tenda seadanya dari terpal sebagai tempat lokasi pengungsian.

Hanya ada dua tenda darurat yang dibangun oleh warga dari terpal seadanya.

Bahkan, salah satu terpal yang digunakan tenda pengungsian diambil dari bekas kegiatan kurban saat hari raya Idul Adha lalu.

Seiring berjalannya waktu, sejumlah jenazah pun mulai berhasil dievakuasi dari balik reruntungan bangunan yang ambruk akibat gempa bumi.

Mereka juga terpaksa tidur sebaris dengan 11 jenazah yang dibawa ke dalam tenda tersebut.

Rosidah mengatakan bahwa di tenda yang menjadi posko pengungsian tersebut sempat ditaruh sebanyak 11 jenazah.

Waktu itu warga bingung mengurus korban yang meninggal dunia karena tertimbun bangunan yang roboh sehingga jenazah yang sudah dievakuasi ditaruh sementara di tenda pengungsian.

"Karena anak-anak pada trauma dan ketakutan, akhirnya kami pisah jenazah disimpan di ujung belakang sana, sementara warga pengungsi di depan sini," ucap Rosidah, Rabu (23/11/2022).

Rosidah juga mengatakan ketika itu bantuan seperti mobil jenazah sulit untuk masuk ke desa itu lantaran jalan utama tertutup oleh material bangunan yang roboh.

Kemudian pada hari Selasa (22/11/2022) pagi, warga memutuskan untuk segera menguburkan belasan jenazah tersebut.

Mereka memandikan jenazah tersebut seadanya lantaran air PAM dan listrik mati.

Para warga bahu membahu untuk mengurus jenazah dengan memandikannya di sebuah parit yang terletak persis di belakang posko pengungsian warga.

Kata Rosidah, kondisi air parit tersebut bersih namun air berwarna keruh.

Parit tersebut biasa yang digunakan oleh warga untuk mengairi sawah sekitar.

"Karena kalau jenazah tidak cepat dikubur nanti bagaimana, kasihan sama anak-anak pada trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan datangnya," ucapnya.

Kata Rosidah, bantuan baru tiba dilokasi pada hari Selasa sore.

Saat itu jenazah korban bencana semuanya sudah dikuburkan.

Rosidah pun sangat bersyukur bantuan yang akhirnya tiba di kampungnya pada hari Selasa (22/11/2022).

Mayoritas bantuan tersebut berasal dari para relawan dan komunitas.

Di hari pertama gempa bumi, warga hanya makan seadanya dari bahan makanan pokok rumah warga yang tidak roboh.

"Semua makanan warga yang rumahnya selamat mulai dari mi instan, daging, beras, telur, ikan dikeluarkan semua untuk saling membantu warga yang rumahnya roboh," ucap Rosidah.