Sejarah Pabrik Gula di Majalengka Yang Berdiri Semenjak Jaman Kolonial Belanda
Pabrik Gula Kadipaten Jaman Kolonial Belanda | Foto : @potretsejarah

Media Cirebon - Pada artikel ini kami akan bahas Sejarah Pabrik Gula Majalengka. Dahulunya, pusat perindustrian ditempatkan di Kecamatan Kadipaten dan Jatiwangi. Sedangkan, untuk wilayah perkotaan ini dijadikan sebuah pusat pemerintahan dan rumah seorang penduduk. 

Mengetahui Tentang Sejarah Pabrik Gula di Majalengka 

Di pusat kota ini sengaja dikonsep untuk pusat pemerintahan dan tempat tinggal pada zaman pemerintahan kolonial Belanda, bukan untuk kawasan industri. Bahkan kawasan industri ditempatkan melalui wilayah Utara, misalnya Pabrik Gula Jatiwangi dan Kadipaten, dengan perkebunan di wilayah Selatan.

Aktivitas kesibukan di Kadipaten lebih baik dari pada aktivitas masyarakat atau Jatiwangi di Kota Majalengka. Namun seiringnya waktu Majalengka atau Kota Pensiun kini mulai terkikis. Meskipun kabupaten yang satu ini dianggap sepi namun saat ini mulai bertransformasi menjadi kota yang ramai sejak tahun 2010-an. Tapi tak terlalu ramai juga jika di daerah kotanya , karena sekitar jam 9 masih sama saja sepi,yang pastinya  tak sesepi dulu. 

Sejarah Pabrik Gula di Majalengka 

Bagi Anda yang lahir sampai generasi 90-an pasti pernah merasakan keberadaan pabrik-pabrik tua peninggalan kolonial di Majalengka ini. Ternyata pabrik gula era penjajahan tidak hanya Jatiwangi dan Kadipaten, masih ada satu lagi pabrik gula yang luput. 

Disini kami akan bahas satu persatu agar anda bisa mengingat kembali romantisme pabrik gula di Majalengka. Pabrik gula Jatiwangi atau suikerfabriek Djatiwangi berada di wilayah Jatiwangi sekarang, dan pada saat ini menyisakan sisa-sisa pabrik dan cerobong secepatnya, sisa lahannya menjadi kawasan komersil. Pabrik Gula Jatiwangi ini juga saat ini didirikan pada tahun 1848 oleh R.Twiss. 

Cerobong Asap PG Jatiwangi
Cerobong Asap PG Jatiwangi | Foto : Media Cirebon 

Pabrik gula Jatiwangi tidak hanya dibangun pabriknya saja tetapi dibangun pula kompleks pemukiman bagi para administrator dan teknisi pabrik yang utama merupakan non pribumi atau warga Belanda pada saat itu.

Tetapi juga gedung hiburan bagai pegawai dan kepala pabrik gula, tak hanya menyediakan administrator rumah. Gedung hiburan ini bahkan dilengkapi fasilitas lapangan tenis. Untuk mengangkut dari perkebunan tebu yang tersebar di sekitar jatiwangi, pabrik gula menggunakan kereta lori, jaringan kereta lori tebu gula Jatiwangi ini mencakup hingga Ligung di utara dan Balinda di barat. 

Kadipaten, Majalengka

Kadipaten adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Produk industri yang terkenal hingga ke luar negeri adalah sepak bola dengan merk Triple-S. yang unik dari kota ini yaitu Kantor kecamatannya tidak terletak di desa Kadipaten-nya namun letaknya berada di desa Heuleut. Pada masa lalu yang pernah dikenal dengan kualitas tebu Markonah yang menghasilkan produksi gula terbaik Pabrik gula Kadipaten.strategi melalui jalan lintas provinsi.

Pabrik Gula Kadipaten

Cerobong didirikan sangat besar ini didirikan pada tahun 1896 sedangkan gedung pabriknya selesai pada 1904, sebagaimana tertulis pada dinding bangunannya Bangunanya terlihat kokoh meski berusia lebih dari satu abad pada bagian depan pabrik ini terdapat pohon beringin yang sampai puncaknya agar dapat  menutupi badan jalan Pasokan tebu yang berasal dari berbagai desa di Majalengka.

Di sela-sela waktu transportasi, rel yang sama juga digunakan sebagai jalur transportasi kendaraan tradisional Gotrok yang ditarik oleh kuda. Pada masa jayanya, lori-lori itu ditarik menggunakan 6 buah loko uap milik PG Kadipaten secara bergantian selama musim giling, bangunan pabrik dan cerobong menyalakan pun sudah diruntuhkan.

Pabrik Gula Kadipaten atau Suikerfabriek Kadhipaten didirikan pada tahun 1876 dan kemudian diperbesar pada tahun 1911. Pabrik Gula Kadipaten menjadi salah satu magnet berkembangnya kawasan Kadipaten sekarang, sungai Cimanuk dan Cilutung.

Penyebrangan ini tidak hanya menghubungkan Jalan Raya Deandels lama (Rute Karangsambung-Ujungjaya-Conggeang-Sumedang) tetapi juga merupakan pelabuhan sungai Cimanuk untuk mengangkut hasil perkebunan kopi menuju Indramayu sebelum dikirim ke Batav.

Sebenarnya Pabrik Gula Kadipaten ini sama seperti pabrik gula Jatiwangi yang mempunyai pemukiman bagai pegawai belanda yang biasa warga pribumi sebut pada saat itu dengan sebutan Loji. Untuk mengangkut tebuka pabrik gula Kadipaten menggunakan kereta lori setelah menggantikan pedati dari perkebunan tebu kereta lori kadipaten Jalur yang tercakup, Sukawera di Utara, Panyingkiran di Selatan, Balida di Timur dan Ujungjaya di Barat. 

Loko Uap PG Majalengka
Loko Uap PG Kadipaten Tahun 1995 | Sumber Foto : Bhanbilder.de

Untuk menuju kawasan utara, bahkan sampai dibangun jembatan lori di atas sungai Cimanuk di kawasan Pakubeureum dan masih berdiri hingga saat ini. Untuk mengangkut dengan pabrik yang digunakan pelabuhan Karangsambung diangkut kapal melalui sungai Cimanuk.

Namun setelah dibangun jalur api Cirebon-Kadipaten milik perusahaan swasta SCS, transportasi hasil pabrik beralih menggunakan kereta api menuju pelabuhan Cirebon, akses transportasi dengan kereta api dipermudah dengan adanya jalur cabang kereta api dari Stasiun KA Kadipaten masuk ke dalam kompleks Pabrik Gula. 

Pabrik gula Kadipaten sama dengan Pabrik Gula Jatiwangi, karena dianggap tidak menguntungkan pada awal tahun 2000-an Pabrik Gula yang sudah besarkan nama ‘Kadipaten’ harus ditutup. Pabrik Gula Parungjaya

Pabrik Gula Parungjaya

Pabrik Gula Parungjaya atau Suikerfabriek Paroengdjaja merupakan pabrik gula yang jarang diketahui keberadaannya. Pabrik Gula Parungjaya terletak di Desa Parungjaya Leuwimunding. Pabrik gula ini berdiri pada tahun 1848 seiring dengan dibangunnya Pabrik Gula Jatiwangi, hal ini dikarenakan dibangun oleh pengusaha yang sama yaitu R. Twiss. 

Pabrik Gula Parungjaya
Pabrik Gula Parungjaya Majalengka, Tahun 1895-1939 | Foto : @Potretsejarahindonesia

Mengapa pabrik gula ini tidak banyak dikenal karena pabrik gula ini pertama kali bangkrut akibat resesi ekonomi dunia pada tahun 1930-an. Jauh sebelum Indonesia merdeka. Namun, pabrik gula ini sempat mengembangkan dan membangun jaringan transportasi tebu ke kawasan Panjalin di utara pabrik. 

Selain itu, fasilitas truk digunakan untuk mengangkut produk pabrik gula ke Stasiun Kereta Api Prapatan di jalur kereta api Cirebon - Kadipaten milik SCS. Tidak ada sisa bentuk bangunan dari pabrik gula ini, yang ada hanya sisa-sisa pondasi bangunan di beberapa titik di Desa Parungjaya.

Pabrik gula jaman penjajahan di beberapa daerah Majalengka pada jamannya menjadi cerita tersendiri, mungkin ada baraya yang merasakan pesta atau upacara awal musim giling tebu, kenakalan dengan mencuri tebu di kebun atau di atas truk atau sekedar menikmati kereta lori yang melewati pemukiman penduduk sambil sesekali menaiki gerbong tebu yang memang berjalan cukup pelan. 

Banyak yang mengira bahwa jalur lori tebu untuk Pabrik Gula Kadipaten dan Jatiwangi itu bersambung, padahal kenyataannya tidak. Hal ini karena ukuran rel dan roda kereta tebu berbeda, Pabrik Gula Jatiwangi menggunakan ukuran rel kereta tebu 600 cm ukuran normal kereta seperti Trem. 

Sementara itu, Pabrik Gula Kadipaten memiliki ukuran rel lori yang dianggap ganjil, yakni 670 cm karena tidak ada yang menandinginya. Pabrik Gula era kolonial sekarang tetap tinggal reruntuhan, tetapi di balik puing-puing itu terdapat cerita yang akan hidup untuk diceritakan kepada generasi mendatang.

Demikian penjelasan dari saya tentang Sejarah Pabrik Gula di Majalengka Yang Berdiri Semenjak Jaman Kolonial Belanda semoga bermanfaat, terimakasih.