34 Persen Gen Z Lebih Percaya TikTok Ketimbang Dokter, Loh Kok Bisa?
Platform Media Tiktok | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - TikTok menjadi salah satu platform media sosial yang paling populer, terutama di kalangan milenial dan Generasi Z. Penggunaan TikTok rupanya membuat Generasi Z lebih percaya diri ketimbang dokter. Bagaimana kok bisa?...

TikTok ini diluncurkan pada bulan September tahun 2016 oleh Zhang Yiming. Dimulai di China, TikTok kini telah mendunia dan memiliki 1,46 miliar pengguna aktif bulanan menurut Business of Apps.

TikTok tidak langsung mencapai tingkat kesuksesan yang dinikmatinya sekarang; dulu menghadapi penolakan, khususnya di Indonesia.

Komunitas global mulai menggunakan TikTok beberapa tahun setelah platform media sosial ini dirilis. TikTok kini menjadi salah satu platform media sosial yang paling sering digunakan, khususnya di kalangan milenial dan Generasi Z.

Banyak orang juga menggunakan TikTok untuk membuat konten menarik yang membuat mereka terkenal. Inilah yang membuat video di TikTok sangat beragam.

Orang-orang dari semua kalangan masyarakat, termasuk pedagang, pelajar, dan mereka yang memiliki profesi tertentu, mencoba peruntungan di TikTok. Sekarang, ada juga orang yang berprofesi sebagai dokter membagikan video untuk tujuan pendidikan.

Ada yang menyajikan konten mereka dengan cara komedi sementara yang lain menyajikannya dengan serius. Namun, tampaknya banyaknya dokter yang menyediakan konten edukasi juga berdampak.

Gen Z Lebih Percaya TikTok Ketimbang Dokter

Menurut Forbes, CharityRx, layanan diskon apotek, melakukan survei terhadap 2.000 orang dewasa di AS dan merilisnya awal bulan ini. 

Hasil survei menunjukkan bahwa sepertiga Generasi Z berkonsultasi dengan TikTok untuk saran kesehatan dan 44% beralih ke YouTube sebelum pergi ke dokter.

Satu dari lima orang Amerika dilaporkan berkonsultasi dengan TikTok di depan dokter mereka saat mencari pengobatan untuk kondisi kesehatan.

Proporsi yang sama mengatakan mereka lebih memercayai pemberi pengaruh kesehatan daripada profesional medis di komunitas mereka.

Alasan utamanya meliputi aksesibilitas (37%), keterjangkauan (33%), dan kemudahan untuk didekati (23%).

Hampir satu dari lima (17%) mengatakan bahwa mereka beralih ke influencer untuk menghindari penilaian dari profesional medis atau karena mereka tidak memiliki akses ke profesional medis.

Sepertiga orang Amerika melaporkan beralih ke influencer media sosial untuk saran kesehatan tentang topik seperti kecemasan (34%) dan depresi (33%).

Di antara Gen Z, angka ini bahkan terbilang cukup lebih tinggi. Lebih dari setengah (55%) responden Gen Z mengatakan mereka mencari nasihat dari influencer media sosial tentang kecemasan, sementara 49% dan 44% mencari informasi dari influencer tentang depresi dan penurunan berat badan.

Aksesibilitas dan kenyamanan dengan media sosial mendorong John Dave, seorang arborist berusia 32 tahun yang berbasis di Massachusetts, untuk menggunakan TikTok alih-alih pergi ke dokter.

"Lebih mudah dan nyaman. Akses saya ke layanan kesehatan terbatas karena situasi keuangan saya, jadi saya tidak selalu bisa pergi ke dokter atau membayar resep. Saya juga tidak selalu punya waktu untuk membuat janji dengan dokter karena komitmen kerja dan hidup," katanya.

"TikTok ini juga memudahkan untuk terhubung dengan orang-orang yang memiliki masalah kesehatan serupa, yang memberi saya rasa persahabatan dan juga dukungan," tambahnya.

Sebagian besar konsumen yang disurvei untuk mencari influencer dengan kredensial yang sesuai. Lebih dari setengah (55%) memercayai influencer dengan kredensial atau akreditasi medis, dan 40% mencari pengalaman bertahun-tahun dari influencer.

Karakter generasi memang memengaruhi cara orang mendekati sesuatu. Generasi Z mungkin unik karena mereka lebih memercayai orang-orang di TikTok daripada dokter yang memiliki pengetahuan medis.

Tentu saja, ini bukan hal yang baik karena informasi yang beredar di TikTok tidak selalu benar, dan kesehatan setiap orang berbeda dan harus dikonsultasikan. (Nining)