Terlilit Hutang Pinjol, Seorang Pria di Pandanwangi Malang Gantung Diri
Lokasi Gantung Diri | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - Pada malam Senin, tanggal 2 April 2023, seorang pria yang diperkirakan berusia 33 tahun ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di tempat tinggalnya yang terletak di Jalan Batu Amaril, RT 3/RW 4, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing.

Penduduk di sekitar memperkirakan bahwa Hermawan telah mengakhiri hidupnya karena terjerat utang. Secara lebih rinci, utang tersebut berasal dari layanan pinjaman online (pinjol).

Ketika proses evakuasi jenazah sedang berlangsung, terdapat beberapa warga yang melaporkan bahwa Wakidi adalah orang pertama yang menemukan korban dalam keadaan meninggal.

Lelaki yang berusia 50 tahun tersebut merupakan orang tua dari Hermawan. Wakidi menyatakan bahwa pada saat itu petang, dirinya sedang mencari Hermawan.

Karena tidak berhasil menemukan Hermawan di lantai satu, Wakidi memutuskan untuk naik ke lantai dua dengan tujuan untuk menyalakan lampu. Dengan terkejut, dia menemukan bahwa Hermawan telah menggantung diri di kusen pintu.

"Setelah saya melihat langsung, saya menjadi lemas. Karena itu, saya menemukan anak saya yang sudah gantung diri di pintu dan badannya sudah mengeras," jelas pria yang pekerjaannya sehari-hari sebagai kuli batu.

Setelah menemukan anaknya yang telah meninggal, Wakidi segera menghubungi kerabatnya dan melaporkan kejadian tersebut ke perangkat kelurahan serta warga setempat.

Ketika ditanya tentang penyebab anaknya melakukan bunuh diri, Wakidi mengakui bahwa dia tidak mengetahui secara pasti.

Namun, ia mengingat bahwa anaknya sering mengeluh terjerat dalam hutang dari pinjaman online (pinjol). Seorang warga yang tidak ingin namanya disebut membenarkan dugaan tersebut.

Selain terjerat dalam hutang, Hermawan diduga mengalami depresi karena data pribadinya yang diungkap oleh perusahaan pinjaman online.

"Muncul tanggapan Bahwa Korban Meninggal Akibat Stres Berat Setelah Data Pribadinya Disebarluaskan Karena Hutang Pinjaman Online"

Rifki, seorang warga lainnya, menjelaskan bahwa Hermawan terlihat putus asa sejak dua minggu yang lalu.

Rifki juga mengetahui bahwa Hermawan sering berkeluh kesah kepada beberapa temannya mengenai kondisinya yang terjerat dalam hutang.

"Dalam kehidupan sehari-harinya, Hermawan mencari nafkah dengan menjual gorengan untuk membantu ibunya. Saya juga mendengar bahwa ia sempat menyatakan keinginan untuk bunuh diri kepada teman-temannya sejak dua minggu yang lalu," ujar Rifki.

Mislan, seorang warga yang rumahnya berseberangan dengan rumah keluarga Hermawan, mengungkapkan cerita lain. Dia menjelaskan bahwa dalam kesehariannya, Hermawan dikenal sebagai sosok yang tertutup. Mislan mendengar kabar tentang kematian Hermawan dari istrinya.

Mislan menambahkan bahwa pelaku mengirim pesan WhatsApp kepada ibunya yang bekerja sebagai pembantu, dengan pesan kurang lebih seperti ini: "Aku akan pergi. Kembali sore," demikian ungkapnya.

Di bagian lain, Kapolsek Blimbing, Kompol Danang Yudanto, menjelaskan bahwa korban melakukan bunuh diri dengan cara menggantungkan diri menggunakan tali yang diikatkan pada kusen pintu. Pihak keluarga juga telah mencoba memberikan pertolongan.

Setelah dihubungi oleh ayahnya, adik korban segera mendatangi tempat kejadian dan memberikan pertolongan pertama. Namun, sayangnya, korban telah meninggal dunia, tandasnya 

Kompol Danang Yudanto menambahkan, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP dan mengambil barang bukti berupa tali yang digunakan oleh korban untuk mengakhiri hidupnya.

"Kami telah melakukan olah TKP dan mengambil barang bukti, seperti tali yang digunakan oleh korban. Selanjutnya kami juga telah memeriksa beberapa saksi untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai kasus ini," tambahnya.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai motif di balik aksi bunuh diri yang dilakukan oleh Hermawan tersebut. (Dedi)