Kisah Legenda Kibuyut Roda dan Nini Bendi: Kepemimpinan, Cinta, dan Warisan Abadi di Desa Sindangheula
Jalan Raya Sindangheula | Foto : M. Saeful Amri

Media Cirebon - Pada zaman dahulu kala, tepatnya di desa Sindangheula, terdapat seorang Kuwu ke-12 yang bernama Buyut Roda. Ia dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana dan adil, selalu berusaha menjaga keharmonisan di dalam desa. Kibuyut Roda memiliki seorang istri yang cantik dan penuh kebaikan bernama Nini Bendi. Dinamai demikian karena ia memiliki kendaraan roda (bendi, kereta kuda).

Kehidupan di desa Sindangheula berjalan dengan damai berkat kepemimpinan Kibuyut Roda. Ia adalah sosok yang sangat dicintai oleh rakyatnya karena selalu mendengarkan dan memperhatikan keluhan serta kebutuhan mereka. Setiap kali ada konflik di antara warga, Kibuyut Roda selalu berhasil menemukan solusi yang adil bagi semua pihak.

Nini Bendi, sang istri, juga memiliki peran yang penting dalam menjaga kedamaian desa. Ia dikenal sebagai sosok yang penyabar dan bijaksana, sering kali memberikan nasihat yang bijak kepada para istri warga desa yang membutuhkan bimbingan. Kelembutan dan kebijaksanaan Nini Bendi membuatnya dihormati oleh banyak orang.

Pernikahan Kibuyut Roda dan Nini Bendi menjadi contoh teladan bagi seluruh desa. Mereka saling mendukung dan bekerja sama dalam mengatasi berbagai tantangan yang muncul. Kebersamaan dan kerja keras mereka menjadi inspirasi bagi pasangan lain di desa.

Suatu hari, desa Sindangheula dihadapkan pada ujian berat ketika datang serangan dari suku tetangga yang iri dengan keamanan dan kemakmuran desa tersebut. Kibuyut Roda dengan bijaksana memimpin pertahanan desa, sementara Nini Bendi membantu merawat para korban yang terluka.

Dengan strategi yang cermat dan semangat juang yang tinggi, desa Sindangheula berhasil mengusir penyerang dan mempertahankan kedamaian. Keberanian Kibuyut Roda dan kepedulian Nini Bendi dalam menghadapi situasi sulit ini memberikan inspirasi baru bagi seluruh desa.

Tahun demi tahun berlalu, Kibuyut Roda dan Nini Bendi terus melanjutkan kepemimpinan dan karya mereka. Desa Sindangheula semakin maju dan dikenal di seantero wilayah sebagai tempat yang harmonis dan sejahtera. Kisah perjuangan dan cinta mereka menjadi legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Kibuyut Roda dan Nini Bendi tidak hanya dikenang sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai teladan dalam kehidupan berkeluarga dan dalam menjaga persatuan di tengah perbedaan. Cerita sejarah mereka mengingatkan kita akan pentingnya kesatuan, kebijaksanaan, dan cinta dalam membangun masyarakat yang kuat dan harmonis.

Buyut Roda Wafat

Setelah bertahun-tahun memimpin dengan bijaksana, pada suatu hari yang berduka, Kibuyut Roda berpulang ke rahmatullah. Kabar wafatnya Kibuyut Roda mengguncang seluruh desa Sindangheula dan menyisakan duka yang mendalam. Wafatnya sang Kuwu ke-12 ini menjadikan hari itu sebagai hari berkabung bagi seluruh warga desa.

Namun, warisan dan jejak kepemimpinan Kibuyut Roda tidak akan pernah pudar. Pengaruh positifnya terus dikenang oleh semua yang pernah berinteraksi dengannya. Di tengah kesedihan, masyarakat merasa terinspirasi untuk meneruskan semangatnya dalam menjaga persatuan, keadilan, dan keharmonisan desa.

Nini Bendi, istri tercinta Kibuyut Roda, tetap berdiri tegar meskipun dirinya juga merasa kehilangan yang mendalam. Ia melanjutkan karya suaminya dengan penuh dedikasi, membimbing warga desa dan memberikan nasihat yang bijak. Nini Bendi menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagi banyak orang di desa.

Di tengah kepergian Kibuyut Roda, masyarakat bersatu untuk memperingati jasa-jasanya dalam sebuah upacara peringatan. Upacara tersebut dihadiri oleh warga desa, tokoh-tokoh penting, serta keluarga besar Kibuyut Roda dan Nini Bendi. Dalam upacara tersebut, berbagai penghargaan diberikan sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Legenda Kibuyut Roda terus hidup dalam cerita rakyat dan sejarah desa Sindangheula. Kisah kepemimpinan dan kerja kerasnya melekat kuat dalam hati setiap generasi yang datang. Meskipun fisiknya telah tiada, semangatnya terus menginspirasi dan memberi arahan bagi kelangsungan desa yang dicintainya. (Eko)