Ziarah Makam Buyut Samper Sambil Cari Tahu Peninggalannya
Makam Buyut Samper | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - Melakukan ziarah ke Makam Buyut Samper? Bagi seorang muslim, berziarah ke makam bukan sekadar sarana melepas kepergian seseorang yang telah meninggal. 

Namun kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegiatan keagamaan yang dapat mendatangkan pahala mengunjungi makam adalah sunnah. Artinya, jika kegiatan ini terlaksana maka anda bisa mendapatkan berkah.

Namun, meski tertinggal bukan berarti berdosa. Meski begitu, menunaikan ziarah bukan berarti bisa dilakukan sembarangan. Ada prosedur dan tata krama yang harus dipatuhi agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan kita juga mendapatkan manfaatnya.

Makam Buyut Samper 


Berziarah ke makam waliyullah pun memerlukan tata krama tertentu karena akan beribadah kepada orang yang mulia. Dengan tata krama ziarah makam anda akan semakin sempurna. Padahal segala sesuatunya atau diterima atau tidaknya niat dan doa anda saat menunaikan ibadah haji semuanya sesuai dengan kehendak Allah.

Sejarah Buyut Samper 


BUYUT SAMPER” menurut Kunci Kunci, dulunya terdapat sebuah gubuk atau Padepokan yang disebut Tanah Keputihan Wanalaba yang ditandai dengan dua pohon yaitu Pohon Kantil Layu. Dan sebuah sumur dengan air yang memiliki khasiat obat. 

Sayangnya, sumur Buyut Samper kini ditutup akibat longsor karena letaknya di pinggir sungai yang melintasi kawasan Padepokan. Tak hanya itu saja, berbagai pusaka peninggalan Kakek Buyut Samper yang terkenal memiliki Kanuragan kini hanya tinggal sedikit di antara Ujung Tombak seperti Keris.

Desa Jatilaba merupakan salah satu dari 13 desa yang ada di Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dan terdiri dari 5 dusun yaitu Jedug Barat, Jedug Tengah, Jedug Timur, Wanalaba dan Limbangan. 

Ujung Tombak Peninggalan Buyut Samper 


Konon menurut cerita masyarakat sekitar Dusun Wanalaba dan Juru Kunci, kawasan ini sejak lama disebut Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba dan dikenal dengan nama Tetirah Buyut Samper atau Sampar.

Namun hingga saat ini belum terungkap secara jelas siapa sebenarnya Buyut Samper. Ada yang mengatakan ia berasal dari Mangkunegara dan ada pula yang mengatakan ada jejak perjalanan Pangeran Samber Nyawa, namun hal ini perlu diteliti lebih lanjut.

Di lokasi tersebut terdapat tumpukan batu-batu besar yang mitosnya jika dibawa pulang maka batu-batu tersebut akan kembali ke lokasi semula sehingga hingga saat ini tumpukan batu tersebut masih pada posisi semula.

Watam Juru Kunci saat ditemui mengatakan, sebelumnya lokasi ini sangat rindang dengan tumbuhnya pepohonan besar, namun seiring bertambahnya jumlah rumah yang dibangun, ada beberapa pohon yang ditebang.

Sekarang hanya ada satu pohon yang belum dipangkas karena sudah ada sejak lama, yakni Pohon Kantil Layu yang berada di tengah-tengah lokasi Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba,” jelas pengurus Tanah Keputihan Wanalaba. Tempat berlindung.

Menariknya, lokasi Padepokan Tanah Whitih Wanalaba ini terletak di ujung Desa Jatilaba dan berada di tepi sungai kecil serta tumpukan batu-batu besar yang konon memiliki makna. Selain itu lokasi ini juga pernah mendapat kunjungan dari kerabat Keraton Solo Jawa Tengah pada tahun 2019 dan mendapat pesan untuk selalu berwarna putih yang bermakna kesucian.

Seiring berjalannya pembangunan, Watam Kunci Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba saat berbincang mengatakan bahwa untuk warisan Cicit Samper masih ada beberapa yang disimpan diantaranya "Mata Tombak"

Bahkan, Pemkab Tegal semakin meningkatkan kepeduliannya terhadap Cagar Budaya di setiap sudut desanya, karena sejarah tersebut turut membawa kejayaan Pemkab Tegal. Kami berharap pemerintah membantu masyarakat dalam memperbaiki dan mengelola Cagar Budaya Padepokan Wanalaba Tanah Putih agar lebih terpelihara dan tidak punah.

Warisan Tombak dan Slondom Buyut Samper


Menurut cerita para sesepuh, pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2023 di kawasan Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba, Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari Tegal, lokasi Mbah Buyut Samper adalah Tugu Waru Lekor.

Waru Lekor adalah sebutan untuk tumbuhan atau pohon di kawasan Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba Desa Jatilaba yang tidak bisa menjulang tinggi karena ujung pohon waru selalu rebah ke bawah dan melingkar seperti sulur.

Selain cerita tersebut, Waru Lekor Petilasan ditandai dengan tumpukan batu besar yang jika dipindahkan akan kembali ke tempat semula. Usut punya usut, menurut sesepuh saat dikonfirmasi Penggiat Kebudayaan Slamet Haryanto alias "Gelang Slamet" disebutkan tempat ibadah Mbah Buyut Samper disebut-sebut sebagai pasukan kerajaan.

Saat mendaftar Slamet Gelang, saat melihat kondisi Waru Lekor Petilasan Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba, Desa Jatilaba, ia terharu, karena beberapa lokasi sudah tergerus longsor. “Lokasi Kearifan Budaya Lokal sangat disayangkan jika tidak dijaga dengan baik dan bisa saja hilang akibat longso.

Waru Lekor Petilasan Waru Lekor Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba terletak di pojok Dusun Wanalaba, Desa Jatilaba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dan mempunyai banyak nilai sejarah yang perlu dilestarikan dan dipelihara.

Petilasan Waru Kelor Buyut Samper


Terlebih lagi, peninggalan Mbah Buyut Samper “Tumbak” dan “Slondom” serta batu-batu peninggalan Mbah Buyut Samper yang berusia puluhan tahun lalu membuktikan bahwa Desa Jatilaba mempunyai sejarah dan peninggalan yang luar biasa.

Sementara itu, Pengurus Padepokan Tanah Keputihan Wanalaba dan sesepuh Petilasan Waru Lekor berharap pemerintah desa bisa bersinergi menata lokasi kearifan budaya lokal dan peninggalan sejarah.

Demikian penjelasan dari saya tentang ziarah makam Buyut Samper sambil cari tahu peninggalannya semoga bermanfaat, terimakasih.