Sejarah Kota Blitar dan Istana Gebang Kota Blitar Lengkap
Sejarah Kota Blitar | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - Siapa yang tak kenal Kota Blitar? Kota ini akan langsung mengingatkan anda pada Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Sukarno, karena disinilah dia dimakamkan. 

Kota yang dikenal dengan sebutan Kota Proklamator ini juga menyimpan segudang cerita sejarah yang patut kita ketahui. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya peninggalan sejarah yang masih ada hingga saat ini. Yuk simak mengenai Sejarah Kota Blitar dan istana gebang kota blitar lengkap.

Sejarah Kota Blitar

Berdasarkan legenda, suku Tartar dari Asia Timur pernah menguasai wilayah Blitar yang saat itu belum bernama Blitar. Saat itu Majapahit merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya kemudian mengirimkan Nilasuwarna untuk mengusir bangsa Tartar.

Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia mampu mengusir orang-orang dari Mongolia. Atas jasa-jasanya, ia dianugerahi gelar Adipati Aryo Blitar I untuk kemudian memimpin daerah yang direbutnya. Ia menamai tanah tempat ia berhasil membebaskan Balitar yang artinya kembalinya masyarakat Tartar.

Namun seiring perkembangannya, terjadi konflik antara Aryo Blitar I dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah Gubernur sendiri. Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin memperistri Dewi Rayung Wulan, istri Aryo Blitar I.

Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh naik takhta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Namun pemberontakan kembali terjadi. Aryo Blitar II dipaksa mundur oleh Joko Kandung, putra Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung terhenti karena kedatangan Belanda. Sebenarnya masyarakat Blitar yang multietnik saat itu sempat melakukan perlawanan, namun berhasil diredam oleh Belanda.

Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotamadya) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche Indie no. 150/1906. Pada tahun tersebut juga terbentuk beberapa kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Kota Magelang, Samarang, Salatiga, Madioen, Soerabaja, dan Pasoeroean.

Dengan statusnya sebagai gemeente, maka di Blitar juga dibentuk Dewan Kota Blitar yang beranggotakan 13 orang dan mendapat subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pendudukan Jepang berdasarkan Osamu Seirei pada tahun 1942, kota ini disebut sebagai Blitar-shi dengan luas wilayah 16,1 km² dan dipimpin oleh seorang shi-chō.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam UU No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan sebagai kawasan kota kecil dengan luas 16,1 km². Melalui perkembangan, nama kota ini diubah lagi menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan uu No. 18/1965. 

Berdasarkan Peraturan Pemerintah, luas wilayah Kota Blitar ditambah menjadi 32,58 km² dan dikembangkan dari satu kecamatan menjadi tiga kecamatan dengan dua puluh kecamatan. Terakhir, berdasarkan UU No. 22/1999, nama Kotamadya Blitar ini akan diubah jadi kota Blitar.

Tempat Bersejarah di Kota Blitar

Kota Blitar yang dikenal juga dengan nama Kota Patria, Kota Lava, dan Kota Proklamator, secara sah dan formal berdiri pada tanggal 1 April 1906. Nah jika anda ingin tahu tentang Tempat Bersejarah di Kota Blitar, kami akan membahasnya. Berikut ini mengenai Tempat Bersejarah di Kota Blitar yang bisa di kunjungi:

Makam Bung Karno

Makam Bung Karno merupakan kompleks pemakaman presiden pertama RI Ir. Sukarno. Kini restoran ini telah menjadi tempat wisata yang setiap harinya ramai dikunjungi pengunjung, baik dari warga lokal maupun dari luar Pulau Jawa. Di makam Bung Karno juga terdapat perpustakaan besar yang disebut Perpustakaan Bung Karno. Selain itu, di tempat ini banyak terdapat foto dan pajangan yang dipajang.

Istana Gebang

Istana Gebang merupakan kediaman Ir. Ir.Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia. Dulunya tempat ini tidak dibuka untuk umum karena masih dalam hak waris, namun kini menjadi museum dan bisa dikunjungi.

Monumen PETA

Monumen PETA merupakan monumen yang dibangun untuk mengenang pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) melawan tentara Jepang pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Soedanco Soepriyadi. Monumen ini dimaksudkan untuk mengenang para pahlawan yang telah gugur, sekaligus untuk memberikan semangat kepada generasi muda agar tetap semangat melanjutkan perjuangan para pahlawan untuk mewujudkan negara Indonesia yang lebih besar.

Monumen Trisula

Tugu Trisula dibentuk dan diresmikan pada tanggal 18 Desember 1972 oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI Mochamad Jasin di daerah Blitar, Jawa Timur; tepatnya di Desa Bakung, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Monumen ini merupakan monumen yang dibuat untuk mengenang sejarah pembantaian PKI pada masanya di Blitar. 

Candi Penataran

Candi Penataran ini adalah salah satu candi yang sedang berada di Blitar. Candi dengan nama asli Candi Palah ini adalah sebuah candi yang berlatar belakang agama Hindu atau Siwaitis. Diperkirakan candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200 M dan terus digunakan hingga masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Demikian penjelasan dari saya tentang Sejarah Kota Blitar dan istana gebang kota blitar seperti yang dilansir alexistogel, terimakasih.