Beberapa Masjid Tertua dan Bersejarah yang ada di Sumatera Barat
Masjid Tuo Kayu Jao | Foto : Media Cirebon 

Media Cirebon - Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki sejarah panjang masuknya agama Islam di Indonesia. Memiliki banyak masjid bersejarah yang menjadi tempat ibadah dan penyebaran Islam secara masif di Minangkabau.

Masjid Tertua dan Bersejarah diSumater Barat


Tak hanya sebagai tempat dakwah, masjid di Sumbar juga memiliki fungsi lain. Berikut ini beberapa Masjid Tertua Dan Bersejarah yang telah berdiri sejak lama dan menceritakan kisah perkembangan Islam di Sumatera Barat.

Masjid Tuo Kayu Jao


Masjid Tuo Katu Jao yang terletak di Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, diperkirakan berdiri sejak abad ke-17 atau pada tahun 1599, sehingga dikatakan sebagai masjid tertua di Sumatera.

Masjid Tuo Katu Jao ditetapkan sebagai situs warisan budaya di Sumatera Barat. Masjid yang satu ini mempunyai luas 150 meter persegi bahkan secara keseluruhan arsitekturnya ini dipengaruhi dengan gaya Minangkabau. Struktur pada atap masjid yang satu ini terbuat dari ijuk ketebalan 15 cmyang mempunyai tiga tingkat. 

Masjid Tuo Katu Jao juga telah beberapa kali dipugar dengan tetap menjaga keaslian masjid ini. Selain itu masjid ini mempunyai 13 jendela yang menunjukkan jumlah rukun sholat dan 27 rukun yang mempunyai arti yaitu 24 rukun berasal dari 6 suku disekitar masjid yang mempunyai 4 unsur pemerintahan adat sedangkan 3 rukun lagi merupakan unsur keagamaan yaitu imam, khatib dan Bilal. 

Di sebelah masjid terdapat bedug (gendang) yang diyakini seumuran dengan masjid. Pola bangunan ini tidak menggunakan paku pada saat awal pembangunan Masjid Tuo Kayu Jao, akan tetapi masih mampu berdiri kokoh.

Masjid Raya Syekh Burhanuddin (Masjid Ulakan)


Masjid bersejarah ini diperkirakan dibangun pada tahun 1670 oleh Syekh Burhanuddin dan terletak di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman. Masjid Agung Syekh Burhanuddin telah banyak mengalami renovasi, salah satunya pada tahun 2009 karena masjid tersebut rusak berat akibat gempa yang mengguncang Sumatera Barat. 

Proses renovasi selesai pada tahun 2011 dan menghadirkan tampilan masjid yang lebih megah. Saat mulai dibangun, bentuk bangunan masjid ini sangat sederhana, berukuran 15 x 15 meter dan terbuat dari kayu. 

Pada tahun 1760 Masjid ini pertama kali mengalami pemugaran karena kondisi bangunan yang tidak lagi layak lagi. Saat ini masjid ini berdiri di atas sebidang tanah yang berukuran 55 x 70 meter persegi berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 40 x 40 meter dan teras rukuran 3 x 40 meter yang mampu menampung sekitar 3.000 jamaah.

Masjid Jami’ Taluak


Masjid yang diperkirakan dibangun pada tahun 1860 hingga 1870 ini terletak di Nagari Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam. Masjid yang satu ini mempunyai tiga bangunan utama yaitu bangunan mihrab, masjid dan juga menara. Bangunan masjid memiliki atap tiga lantai yang terbuat dari bahan seng atap mihrab berbentuk kubah

Arsitektur bangunan pada masjid ini juga sangat kental dengan budaya Minangkabau yang dipadukan dengan jenis arsitektur Arab. Dahulu atap masjid ini terbuat dari ijuk kemudian diganti dengan seng pada tahun 1920. 

Pada ruang utama terdapat 5 tiang utama. Empat di antaranya berbentuk denah persegi dan satu tiang berada di tengah. Tiangnya berbentuk kubus pada bagian bawah dan segi delapan di tengah, serta bagian atasnya berbentuk jahitan.

Masjid Raya Limo Kaum


Masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 1710 letaknya berada di Jorong Tigo Tumpuak, Nagari Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar. Umumnya Arsitektur masjid ini dipengaruhi gaya Minangkabau dan dengan bentuk atapnya sinkretisme antara Hindu-Buddha dan jugaIslam. 

Masjid ini berdiri di atas tanah dengan denah berbentuk persegi panjang, menggantikan bangunan klenteng yang sudah lama ditinggalkan pemeluknya karena masuk Islam. Selain memiliki kaitan dengan agama Hindu-Buddha, masjid ini mempunyai banyak tiang penyangga dan dikenal dengan nama masjid seribu tiang. 

Pada bagian atap masjid terdapat anak tangga lima tingkat dengan permukaan atap tidak datar melainkan cekung yang berfungsi mengalirkan air hujan ke bawah. Terdapat terdapat bangunan pada tingkat paling atas dengan denah segi delapan dengan atap berbentuk limas pada jendela kaca. Yang menarik dari masjid ini adalah dari atas bangunan masjid terlihat Danau Singkarak dari kejauhan.

Masjid Bawan Tuo


Masjid tua yang diperkirakan didirikan pada tahun 1800-an ini terletak di Nagari Bawan, Kec. Ampek Nagari, Kab. Agam. Menurut kabarnya pun, masjid ini telah dibangun kembali di tahun 1942 dengan jarak lokasi yang tidak jauh dari aslinya karena lokasi awal dimasjid ini ada di kawasan berlumpur. Untuk pembangunannya, masjid ini berukuran 40x40 meter dan berdiri di atas lahan seluas satu hektar.

Berdasarkan buku Sejarah Masjid di Indonesia yang disusun oleh Abdul Baqir Zein, masjid ini merupakan benteng terakhir kerajaan Lembah Bawan yang terletak di Nagari Lembah Bawan, Kab. Agam yang merupakan daerah terakhir di Sumatera Barat yang dikuasai Belanda pada tahun 1800-an.

Demikian penjelasan tentang beberapa masjid tertua dan bersejarah yang ada di sumatera barat seperti yang dilansir alexistogel, semoga bermanfaat.