![]() |
Risk Appetite | Foto : Berbagai Sumber |
Berbicara mengenai pengertian risiko investasi, pernahkah Anda mendengar istilah risk appetite? Berbeda dengan toleransi risiko, risk appetite merupakan kondisi dimana seorang investor bersedia mengambil risiko investasi dengan tujuan mencapai keuntungan. Kecenderungan mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan menarik berbeda-beda pada setiap investor
Lantas, apa pengertian dan peran risk appetite dalam dunia investasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut penjelasan mengenai Risk Appetite dan manfaatnya untuk membantu Anda mengambil keputusan berinvestasi.
Dalam dunia investasi, pengambilan risiko umumnya berkaitan dengan menoleransi potensi kerugian. Memahami selera risiko Anda memudahkan pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan yang jelas. Risk appetite merupakan suatu kondisi yang dimana investor bersedia untuk mengambil risiko.
Investor yang memiliki risk appetite yang tinggi umumnya akan memilih berbagai jenis instrumen investasi dalam portofolionya, seperti reksa dana atau saham. Definisi lain dari risk appetite adalah tingkat risiko yang bersedia diambil investor untuk mencapai tujuan atau target investasinya. Istilah ini mengacu pada serangkaian sikap yang diambil investor dalam menghadapi risiko ketika berinvestasi.
Bagi sebagian orang, risiko dianggap sebagai peluang sekaligus hal yang menarik. Namun, bagi sebagian orang lainnya, risiko justru menimbulkan perasaan takut dan tidak nyaman, serta menjadi suatu keharusan yang harus dihadapi bagaimanapun caranya. Pasalnya, risiko dan keuntungan dalam dunia investasi ibarat dua sisi mata uang, dimana untuk mendapatkan return yang tinggi investor harus siap menerima risiko kerugian yang tidak kalah tingginya.
Biasanya profil risiko ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti usia, gaya hidup, dan tujuan investasi yang dapat berubah seiring berjalannya waktu. Dengan memahami sikap Anda dalam menghadapi risiko, Anda dapat menginvestasikan modal dengan lebih optimal. Hindari mengambil risiko yang terlalu tinggi untuk risk appetite Anda karena dapat mengganggu aktivitas investasi.
Bahkan, pada titik tertentu, mengambil risiko yang salah akan menimbulkan perasaan kecewa yang membuat Anda berhenti berinvestasi atau mengalami kerugian yang sangat besar hingga tujuan investasi Anda gagal tercapai.
Mirip dengan risk appetite, ada juga istilah yang disebut dengan toleransi risiko. Kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda dan penting dipahami oleh investor. Jika risk appetite menunjukkan kesediaan investor dalam mengambil risiko untuk mencapai keuntungan atau tujuan investasi, maka toleransi risiko lebih mengacu pada toleransi risiko investor.
Toleransi risiko ini harus dipertimbangkan secara matang dalam mengambil langkah investasi, termasuk dalam menentukan tujuan, pilihan instrumen investasi, dan potensi keuntungan. Risk tolerance merupakan batas maksimum risiko yang dapat diambil oleh investor.
Umumnya investor muda memiliki durasi investasi yang lebih lama. Investor yang lebih tua memiliki jangka waktu investasi yang lebih pendek untuk mencapai tujuannya. Sehingga, mereka akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi untuk memastikan uangnya dapat tumbuh stabil dan siap mencapai tujuan investasinya ketika sudah matang.
Investor dengan pendapatan tinggi umumnya memiliki lebih banyak uang tunai dingin yang dapat digunakan sebagai modal investasi. Oleh karena itu, mereka biasanya mampu menanggung risiko yang lebih tinggi ketika menginvestasikan modal.
Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi risk appetite seseorang adalah tujuan investasinya. Pahami dengan jelas alasan Anda berinvestasi dan jangka waktunya. Misalnya untuk jangka pendek, risk appetite Anda biasanya rendah, sedangkan investasi jangka panjang akan lebih ideal jika Anda berani mengambil instrumen yang berisiko tinggi.
Hubungan antara risiko dan keuntungan menentukan semua keputusan investasi. Semakin tinggi tingkat risiko yang bersedia diambil oleh investor, maka semakin menarik pula potensi keuntungan yang dapat diperolehnya. Namun risiko yang tinggi tidak selalu menjanjikan keuntungan yang sama tinggi, sehingga investor perlu menyesuaikannya dengan risk appetite-nya.
Berkenaan dengan hal tersebut, selalu pertimbangkan tingkat risiko dan keuntungan investasi sebelum mengambil keputusan. Selesaikan terlebih dahulu langkah investasi Anda dengan menyesuaikan kebutuhan, tujuan, dan kondisi agar tidak mengambil risiko membuat aktivitas investasi Anda berantakan. Jika risiko yang diambil tidak sepadan dengan potensi keuntungannya, maka sebaiknya hindari pengambilan keputusan investasi ini.
Biasanya investor akan melakukan strategi diversifikasi untuk menghindari tingkat risiko yang dihadapinya. Diversifikasi merupakan suatu strategi yang digunakan untuk membagi risiko investasi. Misalnya, ketika membeli saham dengan tingkat risiko tinggi, Anda menyeimbangkannya dengan membeli aset pendapatan tetap dan pasar uang yang lebih stabil.
Langkah ini penting bagi investor untuk memastikan potensi keuntungan yang diperoleh optimal, sekaligus meminimalkan risiko. Seiring waktu, ketika Anda mengalami penyesuaian dalam selera risiko Anda, mulailah mengalihkan sebagian modal Anda dalam bentuk saham ke instrumen yang lebih stabil untuk mengurangi risiko.
Intinya, diversifikasi adalah langkah untuk mencapai keseimbangan aset dalam portofolio sesuai dengan tujuan investasi dan kondisi keuangan saat ini. Jadi, jika ada suatu aset yang kinerjanya buruk, maka aset lainnya masih mampu menjaga nilai portofolio investasinya agar tidak jatuh terlalu dalam.
Demikian ulasan tentang Apa Itu Risk Appetite seperti yang dilansir daftar alexistogel, Semoga bermanfaat.