Benteng Rotterdam | Foto : Media Cirebon |
Semuanya terarsipkan dengan baik dalam berbagai tempat wisata sejarah di Indonesia. Kota Makassar memiliki banyak tempat wisata yang bisa Anda jelajahi, termasuk wisata Sejarah Benteng Rotterdam Makassar. Benteng Rotterdam merupakan benteng peninggalan Belanda yang kini menjadi pusat kebudayaan Makassar. Tertarik? Simak informasi Sejarah Benteng Rotterdam Makassar berikut ini.
Jalur waktu sejarah Makassar cukup berliku dan dapat ditelusuri hingga kurang lebih 400 tahun yang lalu. Bermula dari daerah kecil di muara Sungai Tallo, daerah ini kemudian berkembang menjadi pelabuhan dagang kecil di bawah kekuasaan Kerajaan Siang.
Dan pada abad ke-16, Sungai Tallo ini mengalami pendangkalan didaerah hulu karena aktivitas pertanian. Hampir bersamaan dengan pemisahan diri dari Kerajaan Siang, pelabuhan atau pusat kota kemudian dipindahkan ke muara Sungai Jeneberang.
Wilayah Makassar kemudian dikelola oleh para bangsawan Kerajaan Gowa-Tallo. Dibangunlah benteng pertahanan baru, yang diberi nama Benteng Somba Opu yang menjadi cikal bakal pusat Kota Makassar.
Pada hari Jumat, tepatnya tanggal 9 November 1607, salat Jumat pertama dilaksanakan di Masjid Tallo. Saat itu Raja Gowa-Tallo masuk Islam dan resmi diikuti oleh seluruh penduduk kerajaan. Bersamaan dengan itu, salat Jumat juga dilaksanakan di Masjid Mangallekana di Somba Opu. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Makassar sejak tahun 2000, yang sebelumnya selalu diperingati setiap tanggal 1 April.
Makassar di masa lalu - dengan berbagai sebutan - pernah menjadi salah satu pusat kebudayaan di nusantara, bahkan dunia. Banyak ulama dan utusan dari negara atau kerajaan lain yang melakukan kunjungan akademis ke Makassar.
Atas nama ilmu pengetahuan, sekitar pertengahan abad ke-17, Karaeng Pattingalloang—yang saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri Kerajaan Gowa—membawa bola dunia raksasa ke pelabuhan Makassar. Bola dunia berdiameter 1,3 meter itu dibuat langsung oleh Joan Blaeu, kartografer ternama asal Amsterdam. Setahun setelah kedatangan bola dunia itu, Karaeng Pattingalloang bahkan membawa satu dari tiga teleskop buatan ilmuwan ternama asal Italia, Galileo Galilei.
Makassar ini telah berkembang menjadi sebuah kota kosmopolitan yang heterogen. Berbagai suku bangsa hidup berdampingan dengan damai. Setidaknya ada empat suku bangsa besar yang mendiami Makassar, yakni Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
Selain keempat suku bangsa tersebut, warna budaya Makassar juga telah dibentuk oleh suku bangsa lain, seperti Jawa dan Tionghoa. Suku bangsa Tionghoa tersebut bahkan telah lama menempati satu kawasan di Makassar yang kini lebih dikenal dengan sebutan Pecinan atau Pecinan.
Sebagai kawasan pesisir, Makassar kerap disebut-sebut sebagai kota wisata bahari. Sejarah suku bangsa di Sulawesi memang sarat dengan kisah-kisah heroik para leluhur yang berprofesi sebagai pelaut atau nelayan. Ketenaran penjelajahan pinisi dan sandeq turut mengangkat citra Makassar khususnya dan Sulawesi pada umumnya sebagai daerah maritim. Namun, wisata bahari di Makassar tidak hanya itu saja.
Destinasi wisata Benteng Rotterdam bisa menjadi pengalaman seru selama berada di Makassar. Seperti Benteng Rotterdam yang merupakan bangunan bergaya Portugis yang menjadi saksi bisu kejayaan Kesultanan Gowa pada abad ke-17. Benteng dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang sebelum perjanjian Bongaya . Namun, setelah itu, benteng ini berganti nama dan difungsikan sebagai tempat penyimpanan rempah-rempah yang dijarah Belanda.
Ada beberapa bangunan di dalam Benteng Rotterdam seperti bangunan tempat Pangeran Diponegoro ditahan. Di dekat tempat Pangeran Diponegoro ditahan, terdapat museum La Galigo. Museum ini akan menyajikan sejarah panjang Makassar di masa lalu. Anda yang ingin masuk akan dikenakan biaya masuk tersendiri.
Apakah Anda tertarik untuk mengunjungi benteng ini? Harga tiket masuk Benteng Rotterdam cukup terjangkau, cukup membayar Rp5.000 per orang. Jam buka Benteng Rotterdam sendiri mulai pukul 09.00-18.00 WITA.
Lokasi Benteng Rotterdam tidak jauh dari pelabuhan laut Kota Makassar dan hanya berjarak 2 kilometer dari Pantai Losari. Benteng ini terletak tepat di Jalan Ujung Pandang, Pulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang.
Setelah mengetahui jam buka Benteng Rotterdam, apakah Anda tertarik untuk mengunjungi tempat ini? Dengan mengunjungi tempat ini, Anda dapat mengetahui tentang peninggalan sejarah yang ada di Makassar.
Lokasi: Jl. Ujung Pandang, Bulo Gading, Kec. Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90171. Objek wisata sejarah Benteng Rotterdam dibangun pada masa kerajaan Gowa-Tallo, tepatnya pada masa pemerintahan kerajaan Gowa ke-9 tahun 1667.
Objek wisata sejarah di Indonesia ini terletak di pesisir barat kota Makassar dan dulunya bernama Benteng Ujung Pandang. Bangunan bersejarah tersebut menjadi saksi bisu bagaimana pemerintah kolonial Belanda berhasil menjajah bangsa Indonesia dan kehilangan kekuasaannya beberapa waktu kemudian.
Demikian penjelasan dari saya tentang Mengenal Sejarah Benteng Rotterdam Makassar yang Menarik seperti yang dilansir slot88, semoga bermanfaat, terimakasih.